Selasa, 09 Mei 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KONDUKSI




KONDUKSI
A.  JUDUL DAN TANGGAL PRAKTIKUM
·        Judul         : Perpindahan  Kalor  Secara  Konduksi
·        Tanggal     : 05 Februari 2013
B.  TUJUAN PRAKTIKUM
·        Mengamati perpindahan kalor pada benda secara konduksi.
·        Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam.
C.  DASAR TEORI
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1.     Massa zat.
2.     Jenis zat (kalor jenis).
3.     Perubahan suhu.
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu        :
1.   Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu.
2.   Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam,
Q = m.U dan Q = m.L
Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi secara langsung.
Misal, sendok yang teredam dalam mangkuk berisi  sup panas. Apabila disentuh, ujung sendok akan terasa panas walaupun ujung sendok tersebut tidak bersentuhan langsung dengan sumber kalor (sup panas). Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada :
o   Panjang L
o   Luas penampang A
o   Konduktivitas termal k atau jenis bahan
o   Beda suhu T
Oleh karena itu, banyak kalor Q yang dapat berpindah selama waktu t tertentu ditulis dengan persamaan berikut :
H = kA  atau Q = kAt

Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor. Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator mempunyai nilai k kecil.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas 2 golongan, yaitu :
1.     Konduktor, yaitu zat yang dapat dengan mudah menghantarkan kalor (contoh : alumunium, baja).
2.     Isolator, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor (contoh : plastic , kayu ).
Bahan yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh, untuk memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuhkan kalor dari api langsung ke makanan.  Akan tetapi dapat kita gunakan panci alumunium yang gagangnya terbuat dari plastik tahan panas. Panci aluunium adalah konduktor yang baik sebagai media untuk memindahkan kalor dari api ke makanan, sedangkan gangang plastik adalah isolator  yang baik sehingga dapat menahan panas dari alumunium ke tangan.
Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam 2 proses, yaitu:
1.     Pemanasan pada satu ujung zat menyebabkan partikel – partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energy kinetiknya bertambah. Partikel– partikel dengan energy kinetic lebih besar ini memberikan sebagian energy kinetiknya kepada partikel- partikel tetangganya melalui tumbukan, sehingga partikel- partikel ini memiliki energy kinetic lebih besar. Selanjutnya, partikel- partikel ini memberikan sebagian energy kinetiknya ke partikel- partikel tetangga berikutnya, demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung.
2.     Dalam logam,kalor dipindahkan melalui elektron – electron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Electron bebas ialah electron yang dengan mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Di tempat yang dipanaskan, energy electron- electron bertambah besar. Karena electron bebas mudah berpindah, pertambahan energy ini dengan cepat dapat diberikan ke electron- electron lain yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini, kalor berpindah lebih cepat.
D.  ALAT DAN BAHAN
ü  Batang seng, besi, kaca, dan tembaga
ü  Kaki tiga
ü  Pembakar spiritus dan korek api
ü  Lilin atau plastisin
E.   LANGKAH KERJA

1.   Letakkan alat konduksi yang terdiri dari empat buah batang masing-masing seng, besi, kaca, dan tembaga di atas tripod ( kaki tiga )
2.   Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada ujung bawah batang logam.
3.   Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus.
4.   Amatilah bulatan plastisin , mana yang cepat jatuh dari keempat bahan tersebut.
F.   DATA HASIL PENGAMATAN
Bahan yang paling cepat meghantaran panas:
1.   Tembaga
2.   Aluminium
3.   Kuningan
4.   Seng
G.  PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.   Bahan manakah yang plastisinnya cepat jatuh? Mengapa? Apakah semua benda dapat menghantarkan kalor?
Jawab    :
·           Tembaga.
·           Karena tembaga merupakan konduktor yang paling bagus untuk menghantarkan panas dibandingkan dengan Aluminium, Kuningan ,dan Seng (koefisien konduksi tembaga lebih besar).
·           Tidak, hanya benda logam yang dapat menghantarkan listrik.
2.   Carilah koofisien  induksi masing-masing bahan dari berbagai sumber?
Jawab    :
·        Tembaga              : 385,0
·        Aluminium            : 205,0
·        Kuningan             : 109,0
·        Seng                   : -
3.   Buatlah table berikut dari bahan yang paling cepat menghantar panas!
Jawab    :
No
Nama Bahan
Koofisien Konduksi
1.
Tembaga
385,0
2.
Aluminium
205,0
3.
Kuningan
109,0
4.
Seng
 -
4.   Energi kalor berpindah dari tempat…………..ke tempat ………………
Jawab    :
Energi kalor berpindah dari tempat yang suhunya tinggi (panas) ke tempat yang suhunya lebih rendah (dingin).
5.   Cobalah rasakan permukaan logam di dalam kelas. Manakah yang dingin dan yang panas? Mengapa?
Jawab    :
·           Logam yang dingin adalah logam yang berada di pojokan kelas atau logam yang ada di lemari/locker, sedangkan logam yang panas adalah logam yang ada di dekat pintu atau jendela.
·           Hal ini disebabkan oleh banyak sedikitnya panas matahari yang mengenai permukaan logam tersebut. Logam yang ada dipojokan kelas atau yang tersimpan di dalam lemari cenderung lebih jarang terkena matahari, jadi suhunya rendah. Sedangkan logam yang berada di dekat pintu atau jendela, cenderung lebih sering terkena panas matahari, sehingga lebih sering menerima kalor dan suhunya juga relatif lebih tinggi.
6.   Tempat penyimpanan air panas biasanya ditutup dengan bahan tertentu. Sebutkan bahan-bahan yang baik untuk menutup alat tersebut ( missal : untuk termos )? Dan manfaat dari bahan tersebut?
Jawab    :
·           Bahan-bahan yang biasa untuk menutup alat-alat penyimpan air panas, seperti termos yaitu kaca, besi, logam dan bahan-bahan konduktor lainnya. 
·           Manfaat dari bahan-bahan tersebut yaitu dapat mengurangi hilangnya panas dan menahan agar panas air tidak cepat hilang. Karena bahan-bahan tersebut bersifat konduktor, sehingga mudah untuk menyerap panas dan menahan panas tersebut agar tidak hilang.
7.   Jelaskan bagaimana rompi atau shall penghangat tubuh, membuat tubuh menjadi hangat bagi yang memakainya?
Jawab    :
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rompi atau shall adalah bahan-bahan yang dapat menahan panas, sehingga kalor yang dikeluarkan oleh tubuh orang tersebut ditahan oleh shall, sehingga tubuh orang yang memakainya akan terasa hangat.
8.   Jelaskan bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang dipanasakan bisa sampai ke bagian batang yang masih dingin!
Jawab    :
Karena berdasarkan sifat kalor, molekul – molekul kalor bergerak dari bahan yang mempunyai derajat kalor yang lebih tinggi ke bahan yang mempunyai derajat kalor yang lebih rendah. Sehingga apabila dipanaskan aliran kalor tersebut akan terus mengalir dari tempat yang kapasitas kalornya lebih tinggi ke tempat yang kapasitas kalornya lebih rendah.
9.   Apa yang dapat kamu simpulkan?
Jawab    :
Berdasarkan pengamatan dan percobaan, dapat disimpulkan bahwa  :
·        Benda – benda yang dapat menghantarkan panas melalui konduksi yaitu benda yang termasuk dalam golongan benda konduktor.
·        Sedang cepat lambatnya kalor merambat tergantung dari jenis benda konduktor.
·        Aliran kalor mengalir dari tempat yang mempunyai derajat kalor yang lebih tinggi (panas) ke tempat yang derajat kalornya lebih rendah (dingin).
·        Bahan yang koefisien konduksinya lebih besar akan lebih cepat menghantarkan panas daripada bahan yang koefisien konduksinya lebih kecil.
10.        Berikan dua contoh konduktor yang baik dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab    :
Bahan alumunium pembuat dandang atau tempat untuk memasak, kaca alumunium pada termos, besi / alumunium pada wajan dan alat masak lain.
H.  KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan, dapat disimpulkan bahwa   :
Ø  Benda – benda yang dapat menghantarkan panas melalui konduksi yaitu benda yang termasuk dalam golongan benda konduktor.
Ø  Sedang cepat lambatnya kalor merambat tergantung dari jenis benda konduktor.
Ø  Aliran kalor mengalir dari tempat yang mempunyai derajat kalor yang lebih tinggi (panas) ke tempat yang derajat kalornya lebih rendah (dingin).
Ø  Bahan yang koefisien konduksinya lebih besar akan lebih cepat menghantarkan panas daripada bahan yang koefisien konduksinya lebih kecil.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KALORIMETER

KALORIMETER 
A.  JUDUL DAN TANGGAL PRAKTIKUM
·        Judul         : Kalorimeter
·        Tanggal     : 05 Februari 2013
B.  TUJUAN PERCOBAAN
·        Menentukan kalor jenis suatu zat ( Besi, Alumunium, & Tembaga ).
·        Menghitung dan menggunakan Azas Black.
C.  DASAR TEORI
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan menggunakan masa air dingin, masa bahan cxontoh, masa calorimeter, dan mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesudah percobaan.
Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu :
·        Kalorimeter alumunium.
·        Kalorimeter elektrik.
Hubungan antara kalor dengan energi listrik:
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
            m1= massa air panas
            m2= massa air dingin
            c   = kalor jenis air
            C  = kapasitas kalorimeter
            Tp = suhu air panas
            Tc = suhu air campuran
            Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis

Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas  panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori   = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).
        Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. 
        Persamaan :
  Alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat disebut Kalorimeter.
D.  ALAT DAN BAHAN
·        Gelas beker
·        Pembakar lampu / lampu spiritus
·        Kalorimeter plastic
·        Kubus / slinder logam
·        Neraca
·        Kaki tiga + kasa
·        Thermometer 2 buah
·        Korek api
E.   LANGKAH KERJA
1.   Panaskan air dalam gelas beker sampai mendidih.
2.   Timbanglah masing-masing calorimeter dan kubus / slinder logam. Massa calorimeter kosong ( m1 )  = …. gram dan massa logam ( m2 ) = …. gram.
3.   Isilah calorimeter itu dengan air dingin ( Kira-kira sepertiga bagian ) dan timbanglah !
Massa calorimeter + air dingin ( m3 ) = …. gram
Massa air ( m3-m1 ) = …. gram
Suhu air ( t1 ) = ….. C
4.   Setelah air dalam gelas beker mendidih, masukkan kubus atau slinder logam yang telah diikat dengan benang itu ke dalamnya beberapa menit ! Catat suhu logam dalam air itu ( t logam ) =….C
5.   Pindahkan logam itu cepat – cepat dari air mendidih ke dalam calorimeter itu. Kemudian catat suhu tertinggi dari calorimeter itu ! Suhu campuran ( tc ) =……C
6.   Lakukan percobaan diatas dengan logam yang berbeda.
F.   DATA HASIL PENGAMATAN
v  Suhu air mendidih ( suhu awal logam ) = …. oC
v  Suhu air dingin dalam kalarimeter =…. oC
v  Massa logam = …. gram
v  Massa wadah kalorimeter dan pengaduk = 81,2 gram
v  Massa air + wadah calorimeter = …. gram
v  Massa air dingin dalam calorimeter = …. gram
v  Kalor jenis air dingin = 1 kal/g oC.
No.
Nama Benda
m kalorimeter kosong (gr)
m kalori + air (gr)
m air
(gr)
t air (oC)
m beban (gr)
t beban (oC)
t campuran (oC)
c beban (kal/g oC)
1
Tembaga
81,2
164,3
83,1
29
71,6
95
32
0,067
2
Kuningan
81,2
153,2
72,0
29
67,0
95
32
0,064
3
Alumunium
81,2
167,0
85,8
29
20,9
95
31
0,155
4
Besi
81,2
165,4
84,2
30
62,0
95
34
0,108
5
Baja
81,2
164,3
91,6
29
82,1
95
32
0,064
G.  PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.   Sesudah logam dimasukkan ke dalam calorimeter, suhu air dalam calorimeter naik, kenaikan suhunya = …. oC. Kenaikan suhu itu disebabkan oleh ….
Jawab    :
-    Air dalam calorimeter + Tembaga      : 3oC
-    Air dalam calorimeter + Kuningan      : 3oC
-    Air dalam calorimeter + Aluminium    : 2oC
-    Air dalam calorimeter + Besi            : 4oC
-    Air dalam calorimeter + Baja            : 3oC
Kenaikan suhu itu disebabkan oleh pencampuran air dalam calorimeter dengan logam yang suhunya lebih tinggi.
2.   Sesudah logam yang dimasukan ke dalam calorimeter, suhu logam itu turun, penurunan suhunya = …. oC. Penurunan suhu itu disebabkan oleh ….
Jawab    :
-    Tembaga       : 63oC
-    Kuningan       : 63oC
-    Aluminium     : 64oC
-    Besi              : 61oC
-    Baja              : 63oC
Penurunan suhu itu disebabkan oleh pencampuran logam dengan air dalam calorimeter yang suhunya lebih rendah.
3.   Jika dianggap tidak ada kalor yang terbuang dan calorimeter tidak menyerap kalor, maka logam itu menyerap kalor sebanyak….
Jawab    :
·      Tembaga       :
Q  = m.c.ΔT
= 71,6 x 0,093 x 63
= 419,5044 kal
·      Aluminium     :
Q  = m.c.ΔT
= 20,9 x 0,22 x 64
= 294,272 kal
·      Besi              :
Q  = m.c.ΔT
= 62 x 0,11 x 61
= 416,02 kal
·      Baja              :
Q  = m.c.ΔT
= 82,1 x 0,11 x 63
       = 568,953 kal
4.   Berapakah kalor jenis logam itu berdasarkan percobaan di atas? Bandingkan dengan kalor jenis masing-masing logam menurut teori!
Jawab    :
KALOR JENIS BERDASARKAN PERCOBAAN       :
·        Tembaga        :
Qlepas = Qterima
   Qtembaga panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
71,6.c.63  = 83,1.1.3+81,2.0,22.3
   4510,8c = 249,3+54,846
   4510,8c = 304,146
             c = 0,067 kal/g oC
·        Kuningan       :
Qlepas = Qterima
   Qkuningan panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
         67.c.63 = 72.1.3+81,2.0,22.3
       4221c = 216+54,846
       4221c = 270,846
 c = 0,064 kal/g oC
·        Aluminium      :
Qlepas = Qterima
 Qaluminium panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
      20,9.c.64 = 85,8.1.2+81,2.0,22.2
        1337,6c = 171,6+35,728
        1337,6c = 207,328
             c = 0,155 kal/g oC
·        Besi              :
Qlepas = Qterima
 Qaluminium panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
62.c.61 = 84,2.1.4+81,2.0,22.4
       3782c = 336,8+71,456
       3782c = 408,256
      c = 0,108 kal/g oC
·        Baja              :
Qlepas = Qterima
 Qaluminium panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
      82,1.c.63 = 91,6.1.3+81,2.0,22.3
    5172,3c = 274,8+54,846
    5172,3c = 329,646
      c = 0,064 kal/g oC
KALOR JENIS BERDASARKAN TEORI       :
·        Tembaga        : 0,093 kal/g oC
·        Kuningan       :
·        Alumunium     : 0,22 kal/g oC
·        Besi              : 0,11 kal/g oC
·        Baja              : 0,11 kal/g oC
5.   Hasil percobaan mungkin berbeda dengan teori. Tuliskan fakor-faktor yang menyebabkan perbedaan itu!
Jawab    :
·      Ketidaktelitian dalam membaca hasil timbangan pada neraca
·      Ketidaktelitian dalam membaca suhu pada thermometer
·      Tidak melakukan kalibrasi
·      Keraguan dalam menghitung
·      Kesalahan alat
·      Tergesa-gesa dalam melakukan percobaan
·      Suhu ruangan masuk ke dalam calorimeter
·      Ketidakakuratan saat menimbang logam yang disebabkan benang ikut ditimbang
·      Kehigienisan alat kurang
·      Kesalahan kerja, karena beberapa kali memasukan kayu dalam calorimeter
·      Ketidakefektifan saat melakukan percobaan. Sebagian alat dan bahan yang disiapkan beberapa kali dipinjam oleh kelompok lain.
H.  KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan, dapat disimpulkan bahwa   :
·           Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
·           Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat untuk menaikkan suhu 1˚C atau per satuan perubahan suhu.
·           Kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1˚C/ per satuan perubahan waktu.
            ·                  Termometer digunakan dalam pengukuran temperatur (derajat panas dinginnya suatu benda).